arsip.bhantaran.com – Pembangunan infrastruktur yang terlalu ekspansif menuai berbagai kritikan.
Beberapa orang memandang, pembangunan ini menghabiskan anggaran hingga berpotensi menimbulkan defisit negara karena melonjaknya impor bahan baku.
Pakar pembangunan sosial UGM, Prof. Sunyoto Usman mengatakan, pembangunan infrastruktur perlu memperhatikan tiga poin penting, di antaranya bentuk, fungsi, dan sasaran.
Bentuk dalam hal ini berkaitan dengan domain fisik, dia mempertanyakan seperti apa infrastruktur yang dibangun?
“Pembangunan infrastruktur sudah pasti tinggi alokasi dananya. Teknologi dan kapasitas pasti memakan biaya yang tidak sedikit,” tuturnya kepada Kagama belum lama ini di ruang kerjanya.
Sementara fungsi infrastruktur, kata Sunyoto, berhubungan dengan kebijakan.
Pada umumnya fungsi tersebut dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, pelayanan atau mobilitas, interaksi di bidang telekomunikasi, dan sebagainya.
Kemudian yang tak kalah penting yaitu sasaran pembangunan infrastruktur, mengacu pada pertanyaan “untuk siapa?”. Aspek ini acap kali diabaikan oleh pemerintah.
“Mungkin sekali pembangunan infrastruktur itu mahal. Kalau tujuannya untuk pemberdayaan, ini sebetulnya investasi yang produktif. Asalkan pembangunan ini berpihak kepada masyarakat,” ujarnya.
Berbeda jika pembangunan infrastruktur berpihak pada pengusaha atau pengembang, mahalnya biaya pembangunan itu menjadi persoalan.
Dia mencontohkan pembangunan jalan tol. Bila tujuannya hanya untuk memfasilitasi orang-orang yang bermobilisasi, biasanya hanya masyarakat kelas ekonomi atas saja yang bakal menikmati.
“Tapi beda kalau bangun jalan tol Semarang-Bantul. Ini membantu masyarakat Bantul mengekspor kerajinan UMKM-nya lewat pelabuhan di Semarang. Dan bisa impor bahan baku yang baik juga,” contohnya.
Umpanya lagi, kata Sunyoto, pembangunan bendungan. Sunyoto menjelaskan, pembangunan ini juga memakan biaya yang tidak sedikit, tetapi bila ini ditujukan untuk petani, maka akan menjadi produktif dan kata mahal tidak begitu jadi persoalan.
Guru Besar dari Sosiologi UGM itu meninggalkan catatan kritis kepada pemerintah, “Jangan hanya memikirkan seperti apa dan fungsinya, tetapi untuk siapa pembangunan infrastruktur itu,” tuturnya.
Pembangunan infrastruktur jelas memakan biaya banyak. Tujuan selama ini, mungkin salah satunya untuk pertumbuhan ekonomi.
Tetapi, pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan dari pembangunan infrastruktur itu, sebaiknya mendorong masyarakat menjadi produktif.
“Mahal itu, ketika orang tidak bisa memanfaatkan dengan baik apa yang dia (pemerintah) bangun?” tandasnya.[Red]
Resource : KAGAMA.CO