LAMONGAN, bhantaran.com – Sosoknya bisa dijadikan referensi di dunia usaha, ulet dan pekerja keras dialah Supriyono (45) Pria asli dari desa Gedangan Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan, pemilik UD. Putra jaya yang bergerak di bidang Mebel, meliputi pembuatan Kursi, Meja, Almari, Meja kantor, Sleding podium, Pintu dan Dipan berbahan kayu Jati ini bangkit dari keterpurukan.
UD. Putra Jaya milik Supriyono ini mengawali usaha mebel di tahun 2020, di desa Gendong Kulon Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan, dengan modal pas-pasan kemudian hasilnya dia pasarkan ke tetangga dan warga desa setempat. Tak hanya itu, ia juga berkeliling dengan membawa barang hasil garapannya, berkeliling hingga ke desa lain.
Perjalanan sulit tersebut dialami Supriyono hingga setahun lamanya. Kemudian dia memberanikan diri menawarkan mebel ke pejabat desa di wilayah Babat, Sekaran, Maduran dan Laren. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, pemilik UD. Putra Jaya ini mulai mendapatkan pesanan, mulai dari kursi, meja kantor, hingga Lemari.
” Kami mengutamakan kualitas, dari kayu, sampai hasil garapannya karena motto utama kami Kepuasan Pelanggan adalah Senyum Kami, kita tidak mau mengecewakan mereka, ” tutur Supriyono, Selasa, (13/12).
Memulai karir di awal tahun 1995 sebagai pengusaha aksesoris kerajinan di Malaysia, awalnya lancar hingga di tahun 2002 musibah beruntun datang mulai kebakaran hingga modal awal dari bank macet. Bangkrut hingga meninggalkan hutang, banting setir menjadi sopir grab. Karena penghasilan sebagai sopir grab tidak mencukupi untuk bayar hutang bank kembali ke Malaysia sebagai pengantar travel TKI. Sampai hutang itupun berkurang sedikit demi sedikit.
Sebelum bergelut di duniai Mebel, Supriyono juga pernah menjadi pengusaha aksesoris kerajinan di Negeri Jiran Malaysia dari tahun 1995 sampai 2002. Pil pahit itu datang tak kala usahanya mengalami kebakaran yang berdampak kehabisan modal hingga mengalami bangkrut.
Bankrut jadi pengusaha aksesoris, Supriyono kemudian banting stir menjadi Supir Grab tapi itu tak bertahan lama lantaran hasilnya tidak bisa mencukupi kebutuhan kuarga. Dia pun akhirnya memutuskan kembali kerja di Malaysia dengan harapan bisa menutupi pinjamannya di bank, dan perlahan bisa ia lunasi. (ed/red/bn)