SURABAYA, arsip.bhantaran.com – Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi PT Pertamina Persero sekitar 30% pada Sabtu (3/8/2022).
Melalui konferensi pers, Presiden Joko Widodo mengutarakan alasan pemerintah menaikkan harga BBM untuk mengendalikan subsidi yang membengkak meskipun ada risiko protes massal. “Saya sebenarnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi, tapi anggaran untuk subsidi sudah tiga kali lipat dan akan terus meningkat,” kata Joko Widodo.
“Sekarang pemerintah harus mengambil keputusan dalam situasi sulit. Ini pilihan terakhir pemerintah,” lanjutnya.
Harga bensin bersubsidi dinaikkan menjadi Rp 10.000 untuk Pertalite dan Pertamax Rp14.500 sedangkan solar bersubsidi naik menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150, kata menteri energi Arifin Tasrif.
Kenaikan harga BBM di tengah tren penurunan harga minyak mentah dunia dalam sebulan ini, tak ayal memunculkan pertanyaan di benak masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan bahwa keputusan ini lebih dari sekadar harga minyak dunia.
Dia memperkirakan total subsidi energi akan berkisar antara Rp591 triliun dan Rp649 triliun untuk tahun ini setelah kenaikan harga. Dengan asumsi harga minyak mentah rata-rata tetap antara 85 dolar AS dan 100 dolar AS per barel di sisa tahun ini.
“Atau kalaupun harga minyak turun sampai di bawah 90 dollar AS (per barrel), maka keseluruhan tahun rata-rata ICP masih di 97 dollar AS (per barrel),” kata dia.
Sri Mulyani juga menambahkan bahwa faktor geopolitik dunia yang sangat dinamis benar-benar mempengaruhi nilai harga bahan pokok. Pemerintah juga akan terus pemantauan perkembangan harga ICP, guna menentukan besaran anggaran subsidi yang perlu digelontorkan hingga akhir tahun ini.
Seperti yang diprediksikan Bamsoet, benarkah kenaikan BBM adalah awal dari Hiperinflasi? Untuk memprediksikan hal ini butuh beberapa jangka waktu lagi untuk mengetahui perkembangan inflasi di Indonesia. Subsidi BBM yang cukup tinggi dibandingkan beberapa negara lainnya telah menahan inflasi Indonesia, pada angka 4,69% pada bulan Agustus. Hasil angka ini memungkinkan bank sentral untuk menunda menaikkan suku bunga sampai bulan lalu.
Melansir Reuters, Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, memprediksikan bahwa tekanan dari kenaikan harga BBM terhadap mobilisasi umum tidak akan terlalu besar, dengan prediksi inflasi akan mencapai 6% pada akhir tahun.
Sedangkan harga minyak dunia turun hampir 6 dolar per barel sejak hari Selasa, penurunan ini yang paling tajam dalam sekitar sebulan. Minyak mentah berjangka Brent untuk Oktober turun 5,78 dolar atau 5,5% menjadi 99,31 dolar per barel setelah menyentuh sesi terendah di 97,55 dolar per barel. Sedang minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 5,37 dolar atau 5,5% menjadi $91,64 dolar. [bj]