SURABAYA, arsip.bhantaran.com – Kepulauan Tanimbar adalah daerah bagian dari Provinsi Maluku yang juga merupakan wilayah teritorial Indonesia. Wilayah ini telah lama tidak dijamah oleh Presiden Indonesia.
Presiden Soekarno menginjakkan kaki pertama kali di Kepulauan Tanimbar pada 1958. Setelah itu, tidak ada lagi presiden yang berkunjung ke tempat tersebut.
Barulah Joko Widodo menjadi Presiden kedua yang menginjakkan kaki di Kepulauan Tanimbar. Hal itu dilakukan saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di pasar Olilit Kepulauan Tanimbar pada Jumat (2/9/2022).
Kedatangannya sontak disambut oleh ribuan masyarakat Tanimbar yang haus akan kehadiran sosok pemimpin di sana. Antusiasme masyarakat tampak saat mereka ingin berebut foto dengan Jokowi dan Ibu Negara, Iriana.
Mereka berbaris di sepanjang jalan di dekat pasar Olilit, bahkan Jokowi harus menempuh waktu 30 menit hanya untuk berjalan dari Pasar Olilit ke kantor pos, yang berjarak 1,3 km. Orang nomor satu Indonesia itupun tak lelah melambaikan tangan kepada ribuan masyarakat yang menyambutnya.
Menurutnya, antusias itu sangat wajar, mengingat Kepulauan Tanimbar sudah lama tidak dikunjungi oleh pemimpin negaranya. Atas sambutan itu, Jokowi berterima kasih kepada masyarakat.
“Terima kasih atas sambutan yang hangat dan meriah dari masyarakat Kepulauan Tanimbar, Maluku,” tutur Jokowi, dikutip dari laman presidenri.go.id.
“Ini mungkin sudah lama sekali di Saumlaki, Kepulauan Tanimbar ini belum pernah dikunjungi dari Jakarta dan ini sudah lebih dari 50 tahun. Kalau masyarakat antusias, ya mungkin mereka ingin ketemu pemimpinnya,” imbuh Jokowi.
Jokowi sendiri telah tiba di Kepulauan Tanimbar sejak Kamis, 1 September pukul 17:35 WITA dan tiba di hotel pada pukul 19:00 WITA. Sebelumnya, Jokowi juga menyempatkan diri untuk membagikan masker, buku dan kaos kepada masyarakat.
Sejatinya, maksud kunjungan Jokowi ke Tanimbar adalah untuk mengecek secara langsung penyaluran BLT (bantuan langsung tunai) BBM (bahan bakar minyak) di Tanimbar. Program BLT BBM sendiri adalah respon Jokowi atas naiknya harga BBM di Indonesia.
Program tersebut dimaksudkan agar mengurangi beban masyarakat. Nominal dari BLT BBM ialah Rp600 ribu untuk empat bulan dengan jumlah penerima 20,65 juta kelompok keluarga. [bj]