BOJONEGORO, arsip.bhantaran.com – Salah seorang penulis yang juga budayawan asal Kabupaten Bojonegoro Djajus Pete tutup usia. Kabar meninggalnya penulis itu datang disaat sejumlah teman sejawatnya sedang menggelar Jengker Budaya bersama Komunitas Kajian Sor Keres (KSK), Selasa (19/7/2022) sekitar pukul 10.30 WIB.
Kabar pertama datang dari JFX Hoery yang saat itu sedang menjadi narasumber Jengker Budaya untuk mengurai identitas Bojonegoro. Djajus Pete meninggal di usia 74 tahun. Kabar dari keluarga almarhum, ia meninggal saat berada di rumah sakit dalam masa perawatan dari sakit yang dialaminya.
Menurut Ketua Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) JFX Hoery, Djajus Pete dikenal sebagai penulis yang kuat pendirian. Ia juga suka mengutarakan pemikirannya kepada orang lain. Selain menulis dalam bahasa Indonesia Djajus juga aktif menulis cerita pendek (cerpen) maupun puisi dalam bahasa Jawa.
Pria yang bertempat tinggal di Desa Tobo Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro itu, selain menulis cerpen dan puisi, juga pernah menjadi pengajar dan wartawan di majalah Panjebar Semangat. Sudah banyak karyanya yang diterbitkan dalam surat kabar maupun antologi buku.
Karya terbarunya, diantaranya Kretek Mas Jurang Gupit (kumpulan cerita cekak/cerkak) yang diterbitkan tahun 2002 dan Manuk-manuk Mabur (kumpulan cerkak) terbit tahun 2019 oleh Interlude Yogyakarta. “Pada 2004 dia juga menerima penghargaan Rancagé,” tambah JFX Hoery.
Atas kabar meninggalnya penulis, budayawan juga pengajar Djajus Pete itu, banyak teman sejawatnya yang merasa kehilangan aset berharga yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro. Maka, setelah kajian sor keres (KSK) usai, mereka kemudian langsung menuju ke rumah duka untuk mengantarkan kepulangan terakhirnya.[bj/bn]