YOGYAKARTA, arsip.bhantaran.com — Pandemi Covid-19 mengubah banyak aspek dalam kehidupan masyarakat, termasuk mengubah pola konsumsi serta bagaimana masyarakat mendapatkan produk kebutuhan sehari-hari. Merespons pergeseran ini, banyak orang mulai melirik peluang usaha yang dapat berkembang tidak hanya pada masa pandemi seperti saat ini, tetapi hingga tahun-tahun mendatang.
Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) UGM, Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A., menyebut usaha di bidang pangan, terutama sektor pengolah produk pertanian menjadi pangan olahan, serta bidang kesehatan, menjadi yang paling potensial untuk berkembang.
“Potensi konsumennya tidak pernah habis,” ucapnya, Rabu (24/2).
Sejak awal perkembangan pandemi dan penerapan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat, bisnis di bidang makanan dan juga kesehatan terbukti mampu bertahan. Tidak sekadar mampu bertahan, menurut Catur sektor usaha ini juga bahkan cenderung tidak mengalami penurunan omzet yang signifikan jika dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.
“Untuk non-makanan dan non-kesehatan sangat berat, karena permintaan konsumen menurun drastis,” ucapnya.
Pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat ramai-ramai membatasi aktivitas di luar rumah memang membuat sejumlah pengusaha kehilangan konsumen dalam jumlah yang signifikan.
Tidak sedikit pengusaha yang akhirnya memutuskan untuk menutup usaha karena tidak memperoleh pemasukan sehingga tidak mampu membayar gaji karyawan atau biaya sewa untuk tempat yang digunakan berjualan.
Kondisi ini dialami baik oleh UMKM maupun usaha menengah dan besar. Meski demikian, menurut Catur, UMKM terlihat lebih mampu bertahan dibandingkan dengan usaha yang lebih besar di sektor usaha yang sama.
Usaha kecil di bidang makanan, misalnya, bisa bertahan mengingat banyak rumah tangga tetap memerlukan makanan, namun karena penghasilan yang menurun maka mereka cenderung mengurangi belanja di usaha menengah dan besar ke usaha yang di bawahnya.
“Ibaratnya mengurangi makan di restoran mewah, pindah ke yang lebih sederhana,” jelasnya.
Untuk itu, usaha dalam skala kecil tetap memiliki peluang untuk berkembang di masa pandemi. Menurut Catur, UMKM yang fleksibel dalam jenis usahanya akan lebih bisa bertahan di masa pandemi dan masa setelahnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, sejumlah inovasi yang saat ini mulai dilakukan oleh UMKM seperti menggunakan teknologi pemasaran secara daring serta teknologi pengawetan untuk produk makanan seperti vacuum pack, merupakan upaya adaptasi yang baik dan dapat dicontoh oleh banyak pelaku usaha.
“Kedua hal ini bisa mempertahankan bahkan meluaskan pasar produk UMKM,” kata Catur.
Ia menambahkan, bagi masyarakat yang hendak memulai usaha tertentu, menurutnya terdapat dua hal yang perlu menjadi pertimbangan, yaitu keunikan produk yang akan dihasilkan atau dijual, serta potensi pasar yang harus bisa dijangkau.
Sumber : ugm.ac.id