bhantaran. Com – Kabupaten Lamongan sudah beberapa kali berpengalaman menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara massal. Namun baru di tahun ini, Pilkades sebanyak 385 desa dilaksanakan serentak dalam satu hari, dan sukses.
Dalam gelaran Pilkades secara massal sebelumnya, yakni 381 desa pada 2013 dan 398 desa pada 2017, pelaksanannya dibagi dalam tiga kali tahapan.
Sehingga menggelar Pilkades 385 desa secara serentak dalam satu kali tahap pemilihan akan membutuhkan manajemen yang tidak sederhana.
Belum lagi menata manajemen konflik yang dimungkinkan sudah diperlukan di tahapan awal. Karena dari hampir 1.000 pendaftar bakal calon, hanya 897 nama yang kemudian bisa ditetapkan sebagai calon kades.
Bupati Fadeli jauh-jauh hari menekankan agar persiapan Pilkades Serentak ini dimatangkan dengan detail. Sehingga meski melibatkan proses di 385 desa berbeda secara serentak dalam satu hari, Kabupaten Lamongan tetap kondusif.
Prosesnya sudah dimulai dengan penyusunan regulasi yang didesain sedemikian rupa. Sehingga memperhitungkan berbagai detail dinamika yang mungkin terjadi.
Tim Pilkades Lamongan dalam menyusun tahapan juga tidak sekedar mengurutkan agenda dengan kalender agar tidak terjadi tumpang tindih. Namun juga sudah melakukan identifikasi masalah yang mungkin timbul di tiap tahapan dan memikirkan jalan keluarnya.
Dibentuklah kemudian sejumlah tim untuk mengawal proses tahapan ini. Tidak hanya tim pemilihan di tingkat desa, juga ada tim pengawas di tingkat kecamatan, tim monev dan Pilkades di tingkat kabupaten, Desk Pilkades dan forum kajian hukum.
Asisten Tata Praja Mohammad Nalikan menyebutkan sejumlah perangkat daerah mendapat atensi khusus untuk menyukseskan tahapan penetapan bakal calon. Seperti pada pelayanan kependudukan, legalisasi ijazah, kesehatan dan terkait rekomendasi Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Karena dokumen yang diterbitkan perangkat daerah ini akan menentukan dalam tahapan penetapan bakal calon.
Sementara legalitas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) juga digunakan untuk menyusun daftar pemilih sementara, dan menetapkan daftar pemilih tambahan menjadi daftar pemilih tetap.
Pemkab Lamongan juga bersinergi dengan TNI dan Polri untuk menjaga keamanan. 897 Cakades diajak untuk melakukan deklarasi damai.
Sementara personel gabungan TNI dan Polri yang terdiri dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibnas) diberikan sosialisasi agar siap mengawal Pilkades Serentak.
“Kami sedari awal menekankan dan mengawal agar taat pada regulasi. Panitia Pilkades diwanti-wanti agar tidak membuat kebijakan yang bertentangan dengan regulasi. Alhamdulillah ini dijalankan, sehingga setiap tahapan bisa berjalan lancar,” ujar Nalikan.
Bupati Fadeli, kata Nalikan, juga memantau langsung seluruh tahapan. Bahkan setelah melakukan sidak pencoblosan menggunakan sepeda motor bersama Forkopimda, di malam harinya masih mencermati laporan dari seluruh camat melalui fasilitas videoconference.
Menurut Fadeli, sinergitas dan dukungan semua pihak menjadikan Pilkades Serentak berlangsung aman dan kondusif. Mulai dari TNI dan Polri, Satpol PP dan Linmas, panitia pemilihan, calon kades dan kedewasaan berdemokrasi dari masyarakat Lamongan.
Kondusifitas ini menurutnya amat penting artinya bagi pembangunan di Lamongan. Karena masih banyak program pemberdayaan yang perlu disukseskan demi kesejahteraan masyarakat.
Dia berharap Dana Desa yang dikucurkan selama ini agar tidak hanya dihabiskan untuk pembangunan fisik saja. Tetapi juga digunakan untuk pemberdayaan ekonomi seperti melalui BUMDes, Warung LA, dan Desaku Pintar.
“Kita kaya akan sumber daya alam yang membutuhkan inovasi untuk dikembangkan. Dan inovasi ini hanya bisa mekar jika situasi kondusif, ” pesan Fadeli. (hms/red)