LAMONGAN, arsip.bhantaran.com — Sesuai visinya untuk mewujudkan Lamongan lebih sejahtera dan berdaya saing, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus memacu investasi dan pembangunan infrastruktur serta pemantapan produk-produk unggulan untuk percepatan pembangunan sosial ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan lapangan usaha pertanian dan kesejahteraan petani. Sehingga perlu adanya peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan yang didukung oleh ketersediaan saprodi yang ramah lingkungan, infrastruktur, permodalan dan pengembangan SDM.
Fokus Lamongan tetap pada sektor pertanian, karena 35 persen PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) ditopang oleh sektor pertanian.
“Hanya sektor pertanian yang masih eksis dan berkontribusi menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional ditengah menurunnya ekonomi karena Covid-19,” ungkap Bupati Lamongan Fadeli.
Dalam paparannya pada kegiatan Evaluasi reformasi birokrasi kabupaten Lamongan 2020 secara daring di Ruang Command Center Kabupaten Lamongan, Senin (7/9), Bupati Fadeli mengungkapkan bahwa perlu adanya inovasi-inovasi baru sebagai pengungkit tercapainya kesejahteraan SDM.
Inovasi yang menjadi program prioritas kabupaten, antara lain MTS PAS BAPER atau Manajemen Tanam Sehat Padi Sehat Beras Super. MTS PAS BAPER adalah sebuah inovasi yang memanfaatkan pendekatan strategi bukan berbasis teknologi semata, kearifan lokal, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia diberdayakan secara optimal berbasis kondisi Agroekologi.
Inovasi MTS PAS BAPER bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Selain karena pertanian ini ramah lingkungan, juga menghasilkan beras yang sehat karena menggunakan pestisida alam seperti burung hantu, agen hayati dan tanaman refugia. Selain itu tanah lebih subur karena meminimalkan penggunaan pupuk anorganik dan memperbanyak pupuk organik.
Berdasarkan analisa usaha tani, pertanian menggunakan strategi MTS PAS BAPER dianggap lebih menguntungkan. Biaya produksi dari Rp 14.500.000 (Non MTS) menjadi Rp 10.500.000 (MTS), turun sebesar 27,58 persen. Hasil panen (Kg/Ha) naik sebesar 14,51 persen, dari 6.200 (Non MTS) menjadi 7.100. Pendapatan petani (Rp/Ha) juga naik dari Rp 15.880.000 (Non MTS) menjadi Rp 24.290.000, naik sebesar 52,95 persen. Dengan demikian pertanian menggunakan MTS PAS BAPER dianggap lebih efisien.
Terdapat 6 kecamatan di Lamongan yang lokasinya berada di sekitar aliran Bengawan Solo, yaitu Kecamatan Sekaran, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, Glagah dan Deket yang mampu melakukan budidaya padi tiga kali dalam setahun. Dengan pertimbangan ketersediaan air, enam kecamatan ini dijadikan sebagai kawasan pengembangan MPS di Kabupaten Lamongan.
“Berbagai inovasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan pelayanan prima di Kabupaten Lamongan,” ujar Fadeli. **(Red)