TUBAN, arsip.bhantaran.com — Harga gabah anjlok membuat para petani kian gundah, keyataan pahit ini membuat mereka kembali mengenang masa era orde baru jamannya Presiden Soeharto, kesedian pupuk tercukupi diiringi harga jual panen tergolong stabil, hal itu diuraikan Mujiadi petani asal desa Banjar kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
Pria paruh baya ini menilai petani sedang mengalami masa sulit. Langkahnya pupuk di musim tanam, serangan hama tikus dan wereng membuat petani ekstra ketat melakukan perawatan agar bisa panen. Namun saat panen, harga gabah anjlok tidak sesuai harapannya, sungguh sedih, tutur Mujiadi.
Jamannya Soeharto, pupuk tidak sesulit saat ini, harga gabah juga stabil, hama tak seganas jaman sekarang, perawatan padi dulu relatif lebih mudah, kenang Mujiadi
Saat ini panen sedang melimpah, namun harga jualnya cukup murah, panen menggunakan Combine Harvester harganya Rp. 3800 Kilo sedangkan menggunakan mesin perontok harganya Rp. 2500 Kilo, ada yang Rp. 2000 Kilo juga, ungkap Mujiadi, Jumat (19/3/2021)
” Panen saat ini setelah saya kalkulasi mulai perawatan sampai panen ternyata saya merugi mas, saya mohon pemerintah segera bertindak menstabilkan harga gabah agar kedepannya tidak seperti sekarang ini, ” harap Mujiadi
Tak hanya merugi, masih menurut Mujiadi modalnya pun tidak semua kembali, panen musim ini benar-benar hancur, obat – obatan mahal, urea sulit, ditambah lagi harga gabah murah, ijek gampang jamane Soeharto, mas. (Masih mudah jamannya Soeharto, red) pungkasnya.
(ed/Red/bn)