arsip.bhantaran.com – Virus corona (SARS-CoV-2) belum kunjung berhenti menebar wabah penyakit Covid-19 di Indonesia.
Dalam jumpa pers pada Selasa (17/3/2020) Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dr. Achmad Yurianto mengungkapkan kenaikan jumlah korban.
Yuri mengatakan, pasien positif terinveksi sejumlah 172 dengan tujuh di antaranya meninggal dunia.
Pemerintah sebetulnya telah berusaha keras untuk menyembuhkan pasien positif Corona.
Kendati demikian, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh baru sembilan orang
Kenyataan ini membuat sejumlah pihak menyadari bahwa mengambil langkah pencegahan adalah pilihan yang bijak.
Pasalnya, virus Corona yang satu ini merupakan jenis baru dan belum pernah ditemukan obatnya.
Tim Fakultas Farmasi UGM pun sigap dengan melakukan penelitian guna mencari sebuah solusi.
Tim tersebut terdiri atas tiga dosen: Rohmad Yudi Utomo, Muthi Ikawati, dan Edy Meiyanto.
Penelitian mereka berjudul Revealing the Potency of Citrus and Galangal Constituents to Halt SARS-CoV-2 Infection
Dalam penelitian yang diterbitkan MDPI (2020) itu, mereka meyakini ada lonjakan glikoprotein ketika virus Corona masuk ke dalam tubuh.
Glikoprotein merupakan area ikat reseptor (RBD) berbentuk duri yang menyelubungi virus Corona.
Seseorang mulai terinfeksi Corona saat RBD melekat dengan suatu reseptor yang disebut ACE2 (Angiotensin-converting enzyme 2).
ACE-2 yang terdapat di dalam epitel alveolus paru akan membawa virus Corona masuk ke dalam sel inang.
Oleh karena itu, mesti ada suatu senyawa yang bisa menghalangi terikatnya virus terhadap reseptor di dalam tubuh
Atas dasar itu, Rohmad dkk melakukan pengujian melalui simulasi komputer untuk mencari senyawa apa yang bisa menghambat infeksi awal virus Corona.
Mereka pun menggunakan empat komoditas yang diyakini memiliki berbagai senyawa pereda gejala masuknya virus.
Empat komoditas itu adalah Curcuma sp. (kunyit), Citrus sp. (jeruk), Caesalpinia sappan L. (secang), dan Alpinia galanga (lengkuas).
Keempat komoditas itu kemudian ditembakkan kepada protein target, yakni RBD, ACE-2 dan SARS-CoV-2 protease untuk membentuk ikatan kimiawi.
Dari hasil yang diperoleh, empat komoditas tersebut mampu berinteraksi dan berikatan dengan ketiga protein target.
Namun, jeruk menjadi komoditas yang paling baik. Sebab, senyawa dalam jeruk dapat mengikat ketiga protein target dengan energi paling kecil.
Jeruk mengandung senyawa antioksidan berupa flavonoid metoksi seperti hesperetin, tangeretin, naringenin, dan nobiletin.
Flavonoid metoksi memiliki kemungkinan lebih menjalin interaksi dengan protein target.
Dengan demikian, senyawa dalam jeruk akan menciptakan sebuah blokade.
Sehingga virus terhambat untuk menginfeksi sel inang maupun mereplikasi diri Adapun flavonoid metoksi ada di dalam buah jeruk dan lebih banyak lagi di kulitnya.
“Buah jeruk dapat dimakan langsung atau dicampur dengan obat-obatan herbal lainnya sebagai jamu,” tulis Tim Peneliti Fakultas Farmasi UGM.
“Jeruk dan lengkuas dapat digunakan sebagai agen untuk mengatasi virus Corona dengan mengonsumsinya secara langsung,” pungkasnya.
Sumber: KAGAMA.CO