TUBAN, arsip.bhantaran.com – Masyarakat Kabupaten Tuban perlu mewaspadai ancaman penyakit leptospirosis menyusul intensitas hujan yang masih tinggi selama beberapa hari terakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Syahrul Afifa Ratna Sari, menjelaskan bahwa penyakit tersebut ditularkan melalui air kencing tikus.
“Penyakit ini menyebar ke manusia melalui genangan air terkontaminasi kencing tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira SP, seperti area persawahan dan tempat-tempat lain dengan air yang tergenang,” ujar Ratna kepada reporter Diskominfo SP Tuban, Jumat (26/04).
Untuk penularannya, imbuh Ratna, bakteri tersebut ditularkan ke manusia melalui kontak dengan kulit yang terluka atau selaput mukosa seperti mata, hidung, atau mulut.
Mengenai tanda-tanda penyakit ini, seseorang yang terinfeksi cenderung mengalami gejala-gejala seperti demam yang tinggi, yaitu suhu tubuh di atas 38,5 derajat celsius, dengan atau tanpa keluhan sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, mata yang memerah, mata atau kulit kuning, rasa mual, penurunan nafsu makan, dan kesulitan dalam buang air kecil.
Terkait jumlah kasus, pihaknya mengatakan bahwa tidak ada laporan mengenai warga Kabupaten Tuban yang terkena penyakit tersebut. Meskipun demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat apabila ditemukan gejala tersebut setelah beraktivitas di lingkungan yang terkontaminasi 1-2 minggu sebelumnya untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan terdekat.
Lebih lanjut, untuk mencegah tertularnya penyakit tersebut, perempuan berhijab itu menekankan pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Salah satunya dengan menggunakan sepatu boot saat beraktivitas di area persawahan atau tempat lain yang terdapat genangan airnya. (*/bn)