TUBAN,arsip.bhantaran.com – Kepanikan dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Tuban saat gempa bumi terjadi pada Jumat (22/03) siang. Tak terkecuali pengunjung Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU).
Tim keamanan dan keselamatan langsung menginstruksikan para pengunjung untuk mulai mengevakuasi diri mengikuti arahan dari petugas. Untuk memastikan kondisi ruangan dan bangunan aman, tim melakukan pengecekan. Selang 2 jam, para pengunjung dan beberapa pasien umum diizinkan kembali untuk masuk.
Salah satu pengunjung Alfian Ariansyah mengaku merasakan getaran gempa. Kemudian, dengan sigap para petugas mengarahkan mereka berkumpul di titik kumpul yang berada di halaman depan rumah sakit. “Kita tadi digiring petugas berkumpul di sini, terus disuruh nunggu biar aman,” ungkap Alfian.
Diketahui, jumat siang Kabupaten Tuban diguncang gempa bumi berskala 6.0 SR. Pusat gempa terjadi di 132 km Timur Laut Tuban Jawa Timur, kedalaman 10 km, pukul 11.22 WIB. Gempa terasa tak hanya di Tuban, namun juga dirasakan hingga wilayah Lamongan, Blora, Pekalongan, Semarang, Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, dan Yogyakarta dengan skala intensitas II-III MMI . Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Media sosial Facebook, Instagram dan Tiktok juga dipenuhi postingan warga yang merasakan gempa, baik dari Kabupaten Tuban, dan daerah lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di Kabupaten Tuban seluruh kecamatan merasakan getaran gempa. Kawasan perkantoran Jalan Mastrip juga terasa getaran gempa. Para pegawai dari beberapa OPD seperti DKP2P, Diskominfo-SP, Kesbangpol, dan Dinas Pendidikan melakukan evakuasi mandiri berkumpul di luar gedung selama beberapa menit.
Di wilayah lain, Farid, warga Desa Jatisari, Kecamatan Senori mengaku getaran terasa cukup lama. Ia yang sedang berjualan di pasar bersama pedagang lainnya sempat panik. “Lumayan lama, jadi kita panik. Tapi, Alhamdulillah nggak ada yang rusak,” ucap Farid.
Hingga berita ini ditulis, BMKG mencatat telah terjadi 16 kali gempa susulan terjadi. (tbnkb/bn)